Seorang Jurnalis Inggris bernama Miles Kington pernah berujar:
“Knowledge is knowing that a tomato is a fruit. Wisdom is knowing that a tomato doesn’t belong in a fruit salad.”
Sederhana memang, tapi akan menjadi agak sedikit rumit penerapannya di kehidupan sehari-hari, terutama ketika sudah tidak menyangkut tentang tomat yang ndak jelas identitasnya. Apakah harus dipaksakan menjadi sayur, sementara secara de jure –halah dia itu buah.
Tak banyak yang sudah tahu, atau berkesempatan tahu kalau tomat itu masuk dalam kategori buah-buahan, karena sudah anggapan hampir semua orang bahwa tomat itu adalah sayur. Satu dua dari kita mungkin mendapat kesempatan untuk tahu kalau tomat itu adalah buah, tapi toh memaksakan bahwa tomat adalah buah ke orang-orang yang sudah terlanjur beranggapan tomat itu sayur tidak selalu menjadi hal bijak.
Buat apa? Adalah pertanyaan yang paling mendasar. Supaya orang-orang tahu kalau kita berpengetahuan lebih luas? Apa manfaatnya kalaupun pada akhirnya orang mengakui kalau pengetahuan kita lebih luas. Pol mentok ada sedikit rasa bangga karena kita berbeda. Begitu? Atau, kita menjadi lega karena telah menyelamatkan orang dari kesesatan karena menganggap tomat itu sayur?
Cukup besarkah manfaat sesudahnya? Hal itulah yang menjadikan bahan pertimbangan. Kalaupun iya, ya mau bagaimana lagi, lakukan! Kalau tidak, toh itu cuma tomat. Tidak akan ada yang tersakiti dengan menganggap tomat itu sayur.
Hamid, yang sadar bahwa kata-katanya sedang belepotan, tetapi merasa perlu untuk menyampaikan perkara tomat yang terlanjur menjadi sayuran.