Arsip Kategori: blablabla

Balada Pisang Rebus

Malam ini Jogja Raya dingin betul saya rasa. Dan rasa dingin ini membuat saya agak susah tidur. Susah tidur ini membawa efek samping yaitu lapar. Ubek ubek dapur, saya temukanlah beberapa pisang rebus. Sang pisang pun saya makan sambil dalam hati bilang: lumayan…

Belum habis sang pisang saya makan, dengan ajaibnya saya menerawang, tiba tiba terlintas dalam pikiran sebuah balada. Balada pisang rebus.

Pisang rebus ini, kalau di Jogja banyak dijajakan oleh simbok-simbok yang sudah cenderung tua. Rata-rata mungkin sudah setengah baya, tak jarang juga ada yang simbah-simbah. Sosok mereka inilah yang membuat saya menerawang. Jauh di pojokan-pojokan jalan bersama lampu minyak temaram. Simbok-simbok dengan gendongan jajanan aneka macam rebusan. Pisang, kacang, kedelai. Semuanya direbus, dan kadang kalau sudah malam , rebusan itu tak lagi hangat. Menyerah kalah oleh hawa dingin malam.

Magis! Bagaimana ketekunan simbok-simbok itu menunggu pelanggan. Di pojokan-pojokan jalan, di tempat yang anehnya biasanya agak lengang. Mereka menunggu satu dua orang yang datang untuk membeli dagangan mereka, dan mengumpulkan beberapa ribu keuntungan.

Bayangan simbok-simbok pisang rebus itu membuat saya bergidik. Di belakang tempat tinggal saya, sayapun dibuat hilang akal sambil dengan bodohnya tetap memegang pisang yang belum juga saya makan.

Maka, nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan Mid?

Dua Belas

Hari ini lagi rame 12.12.12. Katanya sih tanggal cantik. Padahal kalau dipikir pikir lagi 12.12.2012 ya, gak ada cantik cantiknya. 😆

Eniwei, di tanggal yang so called cantik ini banyak yang menjadikannya hari spesial. Nikahan, melahirkan, sunatan mungkin. Atau buat yang lagi kasmaran, bida juga diniatkan buat nembak pasangan.

Buat saya sendiri, tanggal cantik ini mungkin gak terlalu berarti apa apa. Masih sama seperti hari hari biasanya. Masih berjuang sama keadaan, ngimpi soal rumah, hidup dan penghidupan. Gak ada yang terlalu spesial. Masih gini-gini aja. Mimpi-mimpi sebagian masih tetap menjadi mimpi.

Ah iya, buat sampeyan sampeyan yang berbahagia hari ini. Selamat yah. Kalau ada sedikit waktu, doakan saya juga semoga cepet kecapai apa yang saya angan angankan.

Hamid, seseorang yang masih bersyukur karena punya mimpi.

Siapa Menanam (Seringnya Sih) Menuai

Ada seorang tukang soto yang cukup tenar di Jogja raya. Banyak dari sampeyan sampeyan mungkin sudah tidak asing dengan tukang soto ini. Beliau adalah Pak Sholeh.

Pak Sholeh ini sangat tenar sotonya. Bagi yang sudah pernah tinggal di Jogja atau berpelancong ke Jogja, bisa dipastikan tahu dengan soto yang satu ini. Meskipun Pak Sholeh sekarang sudah almarhum, ketenaran sotonya tidak menurun. Masih tetap banyak orang yang kembali jajan di warung Pak Sholeh ini.

Lalu apa hubungannya dengan judul postingan ini?

Begini, ada sedikit cerita dari bapak saya. Pada tahun 1950an, bapak saya bersekolah di SMP Muhammadiyah Purwo, sekolah yang berlokasi ndak jauh dari rumah Pak Sholeh.

Pak Sholeh saat itu masih berjualan di emperan rumahnya. Meskipun rasa dan harum bau sotonya luar biasa, saat itu Pak Sholeh belumlah tenar. Pelanggan utamanya ya masih anak-anak sekolah di sekitaran rumahnya. Menurut bapak saya juga, waktu itu harga soto Pak Sholeh masih setali (25 sen, atau seperempat rupiah).

Menurut bapak saya lagi, Pak Sholeh ini sungguh baik luar biasa orangnya. Terutama pada anak-anak yang masih sekolah, Pak Sholeh selalu tidak keberatan kalau dimintain tambahan kuah dan kol. Sambil tertawa bapak saya bilang, jadi kalau beli makan di tempat Pak Sholeh waktu itu, pada dasarnya porsinya satu setengah. Meskipun tambahannya cuma kol dan kuah 😆

Kebaikan Pak Sholeh ini, tak pelak berbuah manis, anak-anak yang dahulu sering minta tambah tetap kembali lagi untuk jajan ke Pak Sholeh meski sudah lulus dari sekolah itu. Pun bertahun-tahun kemudian ketika anak-anak itu sudah menjadi “orang”, mereka tak melupakan kebaikan Pak Sholeh, dan kembali lagi ke warungnya tiap ada kesempatan.

Ya seniman lah, ya jendral lah, dokter, politisi, saudagar, sampai makelar segala ada macam bapak saya. Mereka menjadi marketing sukarela Soto Pak Sholeh. Orang biasa kek bapak saya, mungkin satu atau dua yang percaya provokasinya dan tertarik untuk jajan kesana. Teman-teman sekolahnya yang lebih jadi “orang” mungkin akan membawa lebih banyak lagi. Dan alhasil, sedikit banyak Soto Pak Sholeh pun jadi tenar luar biasa karena orang-orang yang sudah dibaikinya.

Nah. Nyambung kan sama judulnya sekarang?

Satu pelajaran berharga, baik sama orang asal ikhlas gak pernah ada ruginya. Nah kalau kebaikan kita ndak balik, mungkin memang belum waktunya saja. Atau mungkin kita kurang ikhlas? — yang memang luar biasa susahnya.

Narsis

Jauh terkubur dalam balutan bodi yang subur ini, sebenarnya saya adalah orang yang sungguh narsis. Tapi sayang, kondisi muka dan dompet yang pas-pasan ndak memungkinkan saya buat narsis seperti layaknya orang-orang.

Muka remook ini menuntut saya untuk mencari jalan narsis yang lain. Saya mesti berkarya, dan hasil karya atau buah pemikiran saya itu haruslah menjadi sesuatu yang sitimewa larr biyasa, meskipun hanya beberapa orang atau bahkan hanya saya sendiri yang memproklamirkan kalau itu istimewa.

Lalu, apa saja yang sudah bisa saya banggakan? Ah, kalau soal itu sampai detik ini juga belum ada, kalaupun toh ada satu dua yang saya kerjakan itu ada yang jadi lumayan istimewa, itu mungkin kebetulan saja, atau karena penerus saya yang larr biyasa dalam melanjutkan dan mengeksekusi legacy saya.

Salah satu masalah yang paling besar buat saya memang cukup menggelikan, saya hampir tidak pernah menyelesaikan apa yang saya mulai. Ini bukanlah hal yang bagus, saya tahu itu. Tapi entah kenapa hal itu terus terjadi dan terjadi lagi.

Mbuhlah! Yang jelas, aku kudu berkarya dan kali ini menyelesaikannya. Dan berharap semoga hasilnya luar biyasa. Biar bisa narsis dan tetep eksis :mrgreen:

Halo!

Halo! Apa kabar? Dengan segala kelabilan saya, hosting saya dan juga kondisi keuangan saya (yang membuat saya telat bayar hosting dan akhirnya disuspend), entah berapa kali saya me reboot blog saya.

Tulisan-tulisan lama masih ada sih, saya arsipkan saja dulu. Belum mood buat ngerestore. Belum nemu pc juga. Jadilah begini dulu.

Semoga kokoh bakoh lah blog ini, gak ada masalah lagi dengan host hostan, mood maupun keuangan saya. Dan Montenegro tetap damai dan gak ada kejadian aneh-aneh. — .me adalah domain dari negara Montenegro, dimana letak persisnya, saya pun tak tahu. Kalau negara ini terjadi aneh aneh atau kebijakan pembelian dan pengaturan domain jadi gak masuk akal, ya wasalam 😆